Jumat, 06 Oktober 2017

Pengertian SMART Goal dan Contoh Penggunaannya

Menggunakan Prinsip SMART Goal dalam Menentukan Target Proyek 

Prinsip SMART Goal merupakan pedoman yang dipergunakan untuk menentukan sasaran atau target daripada suatu proyek (Project), seperti proyek peningkatan kualitas, proyek Six Sigma bahkan penetapan sasaran sebuah organisasi. Prinsip SMART Goal ini pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran pada tahun 1981 dalam Majalah Management Review edisi November 1981.


Penentuan Sasaran ataupan Target yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja kerja suatu Tim karena adanya Fokus yang jelas terhadap apa yang akan dicapainya.

5 PRINSIP SMART GOAL

Kata “SMART” merupakan kumpulan dari 5 huruf pertama Kata dalam Bahasa Inggris yaitu Specific, Measurable, Attainable/archievable, Realistic dan Time Bound/Timely. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai SMART Goals :

1. Specific (Spesifik / Khusus)

Target suatu Proyek harus ditetapkan secara Spesifik dan Jelas. Suatu Target yang ditentukan dengan Special akan memiliki kesempatan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Target yang ditentukan secara umum dan luas.
Contoh :
Target yang Umum : IPQC harus lebih sering Audit Produksi
Target yang Spesifik : IPQC harus melakukan Audit Produksi sebanyak 4 kali sehari.

2. Measureable (Dapat diukur)

Target Proyek yang ditentukan harus dapat diukur dengan menggunakan indikator yang tepat sehinggan dapat melakukan peninjauan ulang, mengevaluasi pencapaiannya serta dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang seperlunya. Pengukuran harus berupa nilai-nilai kuantitatif yang berbentuk angka-angka berdasarkan fakta-faktanya.
Contoh : Target Produktivitas Line 1 harus mencapai 120%

3. Attainable/Archievable (Yang dapat dicapai )

Target Proyek yang ditentukan harus dapat dicapai melalui usaha-usaha yang menantang dan harus berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Tim harus mengetahui dimana letak kemampuannya dan mempertimbangkan kinerja sekarang dengan kinerja yang sifatnya sempurna. Dari Kinerja Sekarang sampai ke Kinerja sempurna harus dilakukan secara bertahap dan Target yang ingin dicapainya juga harus ditetapkan secara bertahap pula. Pada versi SMART Goal lainnya, Attainable juga disebut dengan Achievable.
Contoh : Cacat Produksi sekarang ini adalah 5%, maka Target yang disetting (ditentukan) akan sangat sulit tercapai jika disetting ke 0.5% langsung. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kemampuannya atau menetapkannya secara bertahap ke 3% pada bulan ini, 1.5% bulan depan dan seterusnya.

4. Realistic (Realistis)

Target Proyek yang ditentukan harus bersifat Realistis, jangan menentukan Target yang terlalu tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Harus mengetahui batas kemampuan dari Tim untuk mencapai Target Proyek yang ditentukan.
Contoh Target yang tidak Realistis : Maintenance (pemeliharaan) rutin Mesin Solder harus diselesaikan dalam waktu 2 Jam, padahal kemampuan Teknisi yang berjumlah 2 orang hanya bisa melakukannya dalam waktu 4 Jam. Jadi hampir dapat dipastikan Target tersebut tidak akan tercapai karena tidak realistis.

5. Timebound/Timely (Batas Waktu)

Harus menetapkan Batas waktu dalam mencapai Target Proyek. Tanpa adanya batas waktu, Tim akan bekerja lambat dan tidak ada perasaan urgensi (mendesak) sehingga sangat sulit untuk mencapai Target yang diinginkan.
Contoh : Batas Waktu untuk menyelesaikan Modifikasi Jig Produksi adalah Tanggal 28/Juli/2016.


EmoticonEmoticon