Rabu, 07 Maret 2012

Keunggulan Kompetitif Ala Toyota


Just-in-time. Mendengar istilah ini, kita langsung membayangkan sistem produksi Toyota yang terkenal sangat efektivitas. Wajarlah, Majalah BusinessWeek memasukkan Kiichiro Toyoda dan Eiji Toyoda, peletak dasar sistem produksi Jepang, sebagai salah satu dari para inovator terbesar selama 75 tahun terakhir

Massachussetts Institute of Technology mengeluarkan US$ 5 juta untuk melakukan riset sistem produksi selama lima tahun. Penelitian yang dipublikasi dalam buku legendaris The Machine that Changed the World oleh MacMillan pada 1990 itu menyimpulkan, produktivitas Toyota jauh lebih tinggi dibanding pabrik mobil lainnya.

Sistem produksi Toyota memang sangat menakjubkan. Seperti dikemukakan Taichi Ohno, saat krisis minyak 1973 yang memurukkan ekonomi dunia dan ekonomi Jepang ke titik pertumbuhan nol, Toyota justru mampu mempertahankan pendapatannya.

Belum lama ini, sebuah buku terbaru mengenai sistem produksi Toyota tersebut kembali dipublikasi. Ditulis oleh Jeffrey Liker, Direktur Japan Technology Management Program, Universitas Michigan di Ann Harbor, buku ini mengupas detail sistem produksi Toyota.
Liker mengelompokkan kunci keberhasilan sistem produksi Toyota dalam 4 P, yaitu philosophy, (filosofi), process (proses), people and partner (manusia dan mitra), serta problem solving (pemecahan masalah). Keempat P ini digambarkan dalam bentuk piramida.
Dasar piramida 4 P tersebut adalah phlosophy. Keberhasilan Toyota diletakkan di atas filosofinya yang menekankan pentingnya bisnis jangka panjang. Perusahaan haruslah memikirkan jangka panjang, sekalipun harus mengorbankan jangka pendek.
P selanjutnya adalah process dari sistem produksi Toyota yang meliputi 7 prinsip. Pertama, aliran proses yang terus-menerus (continuous process flow). Kedua, sistem pull. Pull berarti permintaan dari stasiun berikutnya yang memicu produksi stasiun sebelumnya. Sistem ini berlawanan dengan sistem push, di mana sebuah stasiun kerja mendorong barang ke stasiun yang berikutnya. Keunggulan sistem pull adalah menghindari kemungkinan terjadinya stok
Prinsip yang ketiga, heijunka, yaitu menyamakan beban kerja untuk menghindari fluktuasi produksi yang terlalu tinggi. Keempat, menghentikan masalah pada saat terjadi serta kualitas dibangun di dalam setiap barang. Di Toyota, apabila terjadi masalah, pekerja yang bersangkutan harus segera menekan tombol andon yang akan menghentikan lini produksi. Masalah yang muncul harus diselesaikan saat itu juga. Kualitas merupakan tanggung jawab setiap pekerja, bukan tanggung jawab bagian pengendalian kualitas semata.
Prinsip kelima, standardisasi. Ke-6, penggunaan kontrol visual. Prinsip ke-7 atau terakhir, gunakanlah hanya teknologi yang sudah teruji secara mendalam serta dapat dipercaya.

kembangkan manusia sehingga dapat memberikan nilai tambah untuk organisasi. Keterkaitan antara filosofi perusahaan sebagai dasar dengan manusia dibahas dalam bagian ini. Tumbuhkanlah pemimpin yang mengerti tentang pekerjaan, menghayati filosofi, dan mau mengajar yang lain. Selain itu, kembangkan juga manusia dan tim luar biasa yang mengikuti filosofi perusahan. Dalam hal kemitraan, perusahaan harus menghargai jaringan mitra dan pemasok dengan menantang mereka secara positif, serta membantu mereka berkembang.
Puncak dari piramida 4 P adalah pemecahan masalah. Dalam hal ini, pecahkanlah masalah organisasi secara terus-menerus. Setiap pekerja, termasuk pimpinan, harus berada di lapangan, dan melihat sendiri untuk mengerti dataran persoalan yang dihadapi. Semangat ini dapat dijumpai di hampir semua perusahaan Jepang. Semangat ini dikenal dengan sebutan genchi genbutsu.
Dalam hal pengambilan keputusan, ambillah keputusan secara lambat melalui konsensus. Pikirkan semua opsi yang ada, dan implementasikan keputusan dengan tepat. Prinsip ini sejalan dengan budaya masyarakat Jepang yang sangat mengutamakan kebersamaan.

Prinsip yang terakhir, jadilah sebuah organisasi pembelajar melalui refleksi yang terus- menerus (hansei) dan pengembangan terus-menerus (kaizen). Istilah kaizen sangat terkenal sekali, yang meyiratkan: jangan pernah puas atas kondisi yang ada, tetapi perbaikilah terus-menerus.


EmoticonEmoticon