|
Macam-macam Cara dan Metode Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) |
Bagaimana Cara Menentukan dan Mengetahui HPP?
Pengertian biaya menurut beberapa ahli diantaranya, yaitu :
Ø Biaya adalah jumlah yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. ( Harnanto, 1992,24 ).
Ø Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. ( Mulyadi, 1993,8 ).
Ø Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
( Supriyono, 1999,16 ).
Ada 4 unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut.
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu elemen penting dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Yang dimaksud dengan HPP adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan HPP yang terjadi dalam periode berjalan. Perhitungan HPP yang tepat dan akurat mempengaruhi nilai laba yang didapatkan perusahaan atau kerugian yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, semakin tepat perhitungan HPP yang dilakukan akan menghasilkan laporan laba rugi perusahaan yang semakin akurat.
Penggolongan Biaya
Dalam Akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam Akuntansi Biaya dikenal dengan konsep “Different of cost for purpose”.
Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongakan menjadi :
1. Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
3. Biaya Semifixed
Adalah biaya tetap untuk tongkat kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
4. Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.
Contoh : biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yamg tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. ( Mulyadi, 1991,14 ).
Pengertian Harga Pokok
Pengertian Harga Pokok menurut beberapa ahli diantaranya adalah :
Ø Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. ( Mulyadi, 1993,10 ).
Ø Harga pokok adalah sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang ditunda pembebannya dimasa yang akan datang. ( Abdul Halim, 1995,4 ).
Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah merupkan penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu : bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik. ( Mas’ud Machfoedz, 1995,6)
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Informasi biaya sangat bermanfaat untuk menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Ada dua metode pendekatan didalam menentukan harga pokok produksi, yaitu :
a. Full Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi yaitu :
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ysng bersifat variabel maupun tetap.
( Mulyadi, 1991,18 ).
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan metode Full Costing
Biaya Bahan Baku XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap XXX+
Harga Pokok Produksi XXX
Biaya Administrasi dan Umum XXX
Biaya Pemasaran XXX +
Harga Pokok Produk XXX
b. Variabel Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya-biaya produksi yang bersipat variabel kedalam harga pokok produksi atau secara keseluruhan dapat didefenisikan sebagai berikut :
Variabel costing adalah penentuan harga pokok yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel XXX +
Harga pokok Produksi XXX
Biaya Variabel XXX
Biaya Administrasi dan Umum XXX
Biaya Pemasaran Variabel XXX
Biaya Tetap XXX
Biaya Administrasi dan Umum Tetap XXX
Biaya Pemasaran Tetap XXX +
Harga Pokok produk XXX
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk. Pengolahan produk dapat dilakukan atas dasar pesanan dari langganan atau proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Oleh karena itu pengelompokan biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu :
a. Metode Harga Pokok Pesanan
Pada metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan. Metode ini dianggap tepat untuk perusahaan yan menghasilkan berbagai macam produk yang masing-masing bersfat khas, seperti misalnya perusahaan percetakan.
Pada metode harga pokok pesananini, harga pokok pesanan harus ditentukan segera pada saat suatu pesanan telah diselesaikan dari produksinya.
b. Metode Harga Pokok Proses
Pada metode harga pokok proses biaya produksi dikumpulkan berdasarkan atas departemen atau pusat-pusat yang dibentuk yang dibentuk sesuai dengan tahap-tahap pengolahan produksinya. System ini dianggap tepat untuk perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang sama dan proses produksinya berjalan secara kontinyu, seperti pabrik makanan atau pabrik mainan.
Metode Penentuan Harga Jual
Metode penentuan harga jual ada empat, yaitu :
a. Penentuan Harga Normal ( Normal Pricing )
Dalam keadaan normal, harga jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan atas laba yang diharapkan. Penentuan harga jual normal biasa disebut dengan Cost-Plus Pricing, taksiran biaya penuh dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu Full costing dan Variabel Costing.
Full Costing :
% Mark Up : Laba yang diharapkan + Biaya non produksi
Biaya Produksi
Harga jual Per-unit : Total harga jual
Jumlah produk yang diproduksi
Menghitung harga jual / unit produk dengan pendekatan Full Costing sebagai berikut:
HPP Penuh XXX
Biaya Bahan Baku XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXX
Biaya Overhead Pabrik variabel XXX
Biaya Oveerhead Pabrik Tetap XXX +
Total biaya xxx
Biaya non Produksi XXX +
Total biaya penuh xxx
Mark Up Y% x Total Aktiva XXX
Total Harga Jual XXX :
Volume Produk XXX
Harga Jual Per-Unit xxx
Variabel Costing :
% Mark Up : Biaya Tetap + Laba Yang Diharapkan x 100%
Biaya variabel
Menghitung harga jual per-unit produk dengan pendekatan Variabel Costing sebagai berikut :
HPP Penuh :
Biaya Bahan baku XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel XXX +
Total Biaya Variabel xxx
Mark-Up : Y% x Biaya Variabel XXX +
Total Harga Jual XXX :
Volume Produksi XXX
Harga Jual Per-unit XXX
b. Cost Type Contract ( Cost type Contract )
Kontrak pembuatan produk / jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk / jasa pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.
c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus ( Spesial Order Pricing )
Pesanan diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran. Pesanan khusus adalah diperkirakan tidak hanya mengeluarkan biaya variabel saja, namun merupakan biaya tetap, karena harus beroperasi diatas kapasitas yang telah tersedia.
d. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan
Penentuan harga jual dan bahan ini pada dasarnya merupakan Cost-Plus Pricing. Harga jual ditentukan sebesar harga jual perbuah dan ditambah laba yang diharapkan. Metode harga jual seperti ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan, dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa
Sumber : http://abangbusra.blogspot.comContoh Soal dan Penyelesaian Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode full costingMetode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Sehingga tidak membedakan antara biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap. Dikarenakan seluruh biaya produksi tetap dan variabel dimasukkan ke dalam harga pokok produksi, maka akan ada biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual. Sehingga biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual tidak dibebankan pada periode yang seharusnya.
* * * *
Dikarenakan memperhitungkan semua biaya produksi, maka dalam metode full costing format perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produksi Rp. xxx.xxx
Dan untuk format laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Hasil penjualan Rp. XXX.XXX
Dikurangi : harga pokok produksi/penjualan Rp. XXX.XXX
Laba Kotor Rp. XXX.XXX
Dikurangi Biaya Operasional :
Biaya pemasaran variabel Rp. XXX.XXX
Biaya pemasaran tetap Rp. XXX.XXX
Biaya adm. & umum variabe l Rp. XXX.XXX
Biaya adm. & umum tetap Rp. XXX.XXX
Rp. XXX.XXX
Laba Bersih Rp. XXX.XXX
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh soal dan penyelesaiaannya :
Diketahui pada tahun 200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT. ABC:
- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit
- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit
- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit
- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full costing dan buat laporan laba/rugi!
Penyelesaian :
Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000
Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000
Biaya Overhead Tetap Rp. 150.000
Harga Pokok Produksi Rp. 900.000
- ABC
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 200A
Penjualan (Rp. 2.000 x 1.000) Rp. 2.000.000
Dikurangi : Harga Pokok Produksi/Penjualan Rp. 900.000
Laba Kotor Rp. 1.100.000
Dikurangi Biaya Operasional:
Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) Rp. 300.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 200.000
Rp. 600.000
Laba/Rugi Bersih Rp. 500.000
* * * *
Jadi, dalam metode full costing semua biaya produksi diperhitungkan dalam harga pokok produksi. Namun akan ada biaya tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut jika ada produk yang belum laku terjual, sebab di dalam produk tersebut terdapat biaya overhead tetap yang melekat.
Sumber contoh perhitungan dari kompasiana.com (Esshar Putra Putranto) Contoh Lain Cara Menghitung HPPPT Karya Tangan Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan spare part motor. Pada awal bulan Juli, PT Karya Tangan Abadi memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000,-, bahan setengah jadi sebesar Rp. 100.000.000,- dan persediaan spare part siap jual sebesar Rp 150.000.000,-. Untuk proses produksi spare part di bulan Juli, PT Karya Tangan Abadi membeli persediaan bahan baku sebesar Rp 750.000.000,- dengan biaya pengiriman Rp 20.000.000,-. Selama proses produksi, terdapat biaya pemeliharaan bahan mesin sebesar Rp 10.000.000,-. Pada akhir bulan juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 80.000.000,-, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 10.000.000,- dan sisa sparepart siap jual sebesar Rp 25.000.000,-. Berapakah HPP dari PT Karya Abadi?
Dari contoh soal di atas, diketahui bahwa PT Karya Tangan Abadi adalah perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, untuk menghitung HPP diperlukan 4 tahap menghitung HPP seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Tahap 1: Menghitung Bahan Baku Yang Digunakan
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah
Bahan Baku Yang Digunakan = Saldo awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
50.000.000 + (750.000.000 + 20.000.000) – 80.000.000 = 740.000.000
Tahap 2: Menghitung Biaya Produksi
Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
740.000.000 + 10.000.000 = 750.000.000
Tahap 3: Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus untuk menghitung Harga Pokok Produksi adalah
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi
750.000.000 + 100.000.000 – 10.000.000 = 840.000.000
Tahap 4: Menghitung HPP
Rumus Menghitung HPP adalah
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
840.000.000 + 150.000.000 – 25.000.000 = 965.000.000
Jadi HPP dari PT Karya Abadi pada bulan Juli adalah Rp 965.000.000,-
Sumber:https://www.akuntansionline.id